Skip to content
Home / Artikel / Patching : Penjelasan dan Cara Kerjanya dalam Penetration Testing

Patching : Penjelasan dan Cara Kerjanya dalam Penetration Testing

artikel tentang patching dalam pentest

Patching pada dasarnya dilakukan untuk memperbaiki kelemahan atau bug dengan tujuan meningkatkan keamanan dan menjaga agar suatu sistem berfungsi seoptimal mungkin. Bug atau kelemahan ini umumnya dapat terdeteksi oleh sistem, tetapi penemuan dan perbaikan tergantung pada keefektifan sistem pemantauan dan penilaian keamanan yang diimplementasikan. Patching akan selalu dibutuhkan oleh individu maupun perusahaan karena banyaknya potensi kerentanan yang sering ditemukan dalam suatu sistem.

Sebelum melakukan patching terhadap sistem, biasanya dilakukan uji kerentanan terlebih dahulu untuk menemukan kelemahan atau bug. Uji kerentanan ini umumnya dikenal sebagai penetration testing atau uji penetrasi. Dalam penetration testing, seorang penyerang akan mencoba mengeksploitasi potensi kelemahan dalam sistem, jaringan, atau aplikasi untuk menilai tingkat keamanannya. Untuk menjalankan penetration test, perusahaan biasanya dapat menyewa tim ahli yang telah terverifikasi kemampuannya. Salah satu layanan yang telah teruji dalam penetration testing adalah Vulnerability Assessment and Penetration Testing (VAPT) yang bisa ditemukan di Widya Security.

Lalu, setelah melakukan Penetration Testing dan menemukan bug atau kelemahan dari hasil penetration tersebut, kemudian para tim ahli akan mengidentifikasinya untuk ditentukan langkah apa yang diperlukan. Salah satu langkah yang biasanya sering dilakukan yaitu dengan patching. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang patching, mari simak pembahasannya di artikel ini.

Apa itu Patching?

Patching adalah suatu proses yang dilakukan untuk memperbaiki atau memperbarui suatu sistem atau perangkat lunak dengan alat yang disebut sebagai “patch”. Patch ini adalah kumpulan pembaruan atau penambahan kode yang bertujuan untuk memperbaiki bug, meningkatkan tingkat keamanan, atau memperkenalkan perubahan dalam fungsi suatu aplikasi atau sistem operasi.

Patch ini umumnya terbagi menjadi tiga jenis yaitu bug fix patch, yang digunakan untuk memperbaiki atau menambal bug, kemudian ada security patch yang digunakan untuk digunakan untuk mengatasi kerentanan keamanan yang telah diketahui dan feature patch yang digunakan untuk menambah fitur baru dalam sistem. Dalam konteks penetration testing, ketiganya sering digunakan beriringan tergantung kebutuhan dari suatu perusahaan.

Cara Kerja Patching 

Sebagai gambaran, patching dapat diibaratkan seperti melakukan perbaikan pada ban bocor kendaraan. Ban yang bocor mewakili kelemahan atau bug dalam sistem, sementara patch, dalam konteks ini, adalah alat atau solusi yang digunakan untuk memperbaikinya. Proses menambal ban bocor ini mencerminkan kegiatan patching atau proses untuk menangani kelemahan tersebut.

Baca Juga  AI-Powered SOC Platform untuk Keamanan Siber di Widya Security

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, sistem yang menjalani proses patching seharusnya mengikuti langkah-langkah penerapan Vulnerability Assessment and Penetration Testing (VAPT) terlebih dahulu. Dengan asumsi bahwa suatu perusahaan telah menyelesaikan tahapan tersebut, tim ahli umumnya akan melaksanakan serangkaian langkah dalam implementasi patching, antara lain:

Mengembangkan Patch

Setelah proses VAPT dilakukan dan kelemahan dalam sistem diidentifikasi, langkah pertama dalam patching adalah mengembangkan pembaruan atau perbaikan yang diperlukan. Tim ahli akan merancang solusi untuk menutup celah keamanan dan mengatasi bug yang telah diidentifikasi.

Pengujian Patch

Selanjutnya, pembaruan tersebut akan diuji secara menyeluruh dalam lingkungan yang terisolasi sebelum diterapkan secara luas. Uji coba ini bertujuan untuk memastikan bahwa patch tidak hanya efektif dalam menangani masalah yang ada, tetapi juga tidak menyebabkan masalah baru atau gangguan dalam fungsionalitas sistem.

Implementasi Patch

Setelah lolos uji, patch dapat diimplementasikan pada seluruh sistem atau perangkat yang terpengaruh. Proses ini memerlukan pemutakhiran perangkat lunak atau sistem yang dilakukan secara hati-hati dan terencana. Beberapa perusahaan menggunakan manajemen patch yang terpusat untuk memastikan konsistensi dan efisiensi dalam penerapan patch.

Monitoring Patch

Setelah mengimplementasikan patch, monitoring terus-menerus diperlukan untuk memastikan bahwa perubahan yang diterapkan tidak memberikan dampak negatif pada kinerja sistem atau menyebabkan masalah baru. Selain itu, keamanan tetap menjadi perhatian utama, dan pemantauan terus-menerus diperlukan untuk mendeteksi potensi ancaman atau kelemahan baru yang mungkin muncul.

Secara keseluruhan, proses patching merupakan langkah proaktif dalam memitigasi risiko keamanan dan menjaga kestabilan serta kinerja sistem atau perangkat yang terkait. Sehingga sangat penting sekali untuk suatu perusahaan melakukan penetration testing secara berkala untuk memastikan sistem tetap aman dan terkendali. Namun tetap pastikan selalu memilih layanan penetration testing yang telah teruji dan tersertifikasi. Salah satu layanan penetration testing yang telah tersertifikasi dan teruji yaitu milik Widya Security melalui layanan Vulnerability Assessment and Penetration Testing (VAPT). Kunjungi widyasecurity.com untuk mengetahui informasi lebih lanjut atau diskusi langsung melalui WhatsApp di sini.

Ditulis Oleh : Rian Jakawardana

Baca Juga  Berapa Lama Penetration Testing?
Bagikan konten ini