Literasi digital merupakan kemampuan setiap individu untuk mengakses, memahami, membuat, mengkomunikasikan, serta mengevaluasi informasi melalui perangkat teknologi digital. Kemampuan ini mencakup aspek pengetahuan dan keterampilan praktis. Seseorang dapat dikatakan memiliki kemampuan literasi digital ketika ia tidak hanya mampu menemukan informasi, namun juga mengecek kebenaran informasi tersebut sebelum membagikannya ke orang lain.
Pilar Literasi Digital
Ada empat pilar literasi digital. Pilar pertama adalah digital skill, yaitu keahlian seseorang dalam menggunakan teknologi. Contoh keahlian digital adalah kemampuan video editing dan social media management. Pilar kedua adalah digital culture, yaitu budaya dalam penggunaan media sosial. Pilar ketiga adalah digital safety, yaitu keamanan secara digital. Keamanan ini bisa diterapkan terkait keamanan data pribadi maupun kebenaran fakta atau informasi tertentu. Pilar terakhir adalah digital ethics yang berarti etika dalam penggunaan media sosial.
Data Riset Terhadap Literasi Digital di Indonesia
Sayangnya, riset terakhir menunjukkan bahwa pendidikan literasi digital di Indonesia mayoritas hanya dilaksanakan di level perguruan tinggi. Hal ini tentunya tidak memadai mengingat mayoritas pengguna aktif internet tidak selalu berada di bangku universitas.
Berdasarkan data dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, total mahasiswa di Indonesia berjumlah sekitar 6.9 juta jiwa atau hanya sekitar 5% dari keseluruhan pengguna internet.
Melihat kesenjangan tersebut, perlu adanya gerakan literasi digital nasional yang mampu menjangkau seluruh kalangan. Hal tersebut tentunya bukan pekerjaan yang mudah dan membutuhkan kolaborasi dengan platform media sosial dan masyarakat.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa hoaks dan disinformasi yang tersebar di Indonesia paling banyak ditemukan pada platform media sosial Facebook (82,5%), Line (11, 37%), dan Twitter (10,38%). Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa platform media sosial memegang peran penting dalam terjadinya persebaran disinformasi di kalangan masyarakat.
Sebagai informasi bahwa Indonesia merupakan negara yang masuk dalam 5 negara tujuan serangan siber. Selama kurun waktu setahun anomali trafik mencapai 32.756.145 dari bulan Januari sampai dengan Oktober 2023. Dimana klasifikasi serangan didominasi melalui malware yang mencapai 13.968.868.
Kasus-kasus besar yang terjadi seperti deface Situs Pemilu 2004, pencurian identitas dan data (sumber daya informasi) serta pembajakan akun (email, IM, social network) yang kebanyakan dilakukan untuk tujuan penipuan, kejahatan carding (credit card fraud), ATM/EDC skimming, hacking, cracking, phising (internet banking fraud), malware (virus/worm/trojan/bots), cybersquatting, pornografi, perjudian online, transnasional crime, seperti; perdagangan narkoba, mafia, terorisme, money laundering, human trafficking, underground economy yang saat ini marak terjadi khususnya di Asia Pasifik.
Maka dari itu perlu untuk mendorong inovasi dan investasi dalam literasi digital terkait teknologi keamanan siber yang lebih canggih untuk melindungi dan menjaga integritas sistem informasi nasional. Juga menciptakan lingkungan siber strategis dan penyelenggaraan sistem elektronik yang aman, andal dan terpercaya, memajukan dan menumbuhkan ekonomi digital dengan meningkatkan daya saing dan inovasi siber, serta membangun kesadaran dan kepekaan terhadap ketahanan dan keamanan nasional dalam ruang siber. Salah satunya dengan meningkatkan kesadaran, kemampuan adaptasi masyarakat sebagai pengguna teknologi, serta menuntut adopsi teknologi tersebut.
Namun, para penyedia platform media sosial di Indonesia belum menerapkan tindakan yang cukup untuk dapat turut serta mencegah persebaran disinformasi dan berita bohong di kalangan penggunanya. Untuk itu kita perlu mengambil langkah-langkah serupa untuk persebaran disinformasi melalui penegakan kebijakan khusus terhadap penyedia platform media sosial. Hal ini penting untuk melindungi masyarakat dari dampak-dampak negatif yang ditimbulkan akibat persebaran disinformasi di media sosial.
Dalam rangka menjadi bagian yang turut ikut serta mendukung program literasi digital bagi bangsa Indonesia, Widya Security tergabung dalam program literasi digital melalui layanannya yang bisa kamu lihat disini!
Ditulis oleh : Eric Wirayudha