Photo by Dan Nelson on Unsplash
Hanya 11% Organisasi di RI Siap Hadapi Ancaman Siber 2025: Saatnya Lakukan VAPT Sekarang
Studi Cisco Cybersecurity Readiness Index 2025 melaporkan bahwa hanya sekitar 11% organisasi di Indonesia yang siap menghadapi ancaman keamanan siber. Angka ini justru menurun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 12%.
Kesiapan yang Menurun, Risiko yang Meningkat
Laporan ini datang di saat berbagai data lain menunjukkan lonjakan aktivitas siber di Indonesia. Serangan siber tidak lagi bersifat acak atau menyasar sektor terbatas. Mereka kini menargetkan semua pihak, baik dari perusahaan besar hingga startup kecil, dari sektor kesehatan hingga pendidikan. Sayangnya, sebagian besar organisasi belum memiliki sistem pertahanan yang adaptif terhadap pola serangan yang semakin dinamis dan tersembunyi. Penurunan tingkat kesiapan menandakan bahwa banyak institusi belum berinvestasi cukup dalam peningkatan sistem keamanan. Di sisi lain, pelaku kejahatan digital justru terus berkembang, memanfaatkan teknologi terkini untuk memperluas jangkauan dan efektivitas serangan mereka.
Kompleksitas Teknologi Jadi Tantangan Baru
Infrastruktur digital saat ini tidak lagi sesederhana beberapa tahun lalu. Banyak organisasi mengandalkan cloud, layanan API, hingga sistem IoT yang terhubung ke berbagai jaringan. Di tengah efisiensi dan kemudahan itu, celah keamanan juga bertambah banyak. Satu kesalahan konfigurasi atau patch yang tertunda bisa menjadi titik masuk bagi pelaku siber. Ketika semua sistem saling terhubung, satu gangguan kecil dapat menjalar ke seluruh layanan. Ini yang membuat pendekatan keamanan menyeluruh dan terus-menerus menjadi sangat penting—bukan hanya untuk bertahan, tapi juga untuk menjaga kepercayaan pelanggan dan mitra bisnis.
Mengapa VAPT Relevan Sekarang?
Di sinilah peran Vulnerability Assessment and Penetration Testing (VAPT) menjadi semakin penting. VAPT bukan hanya upaya teknis, tetapi strategi penting yang membantu organisasi mengidentifikasi dan mengantisipasi celah keamanan lebih awal. Dua komponen utama dalam VAPT adalah:
- Vulnerability Assessment, yang bertugas menyaring dan memetakan titik-titik risiko dalam sistem.
- Penetration Testing (Pentest), yang menyimulasikan serangan nyata untuk menguji apakah risiko-risiko itu bisa dimanfaatkan secara langsung.
Melalui VAPT, organisasi mendapatkan pemahaman menyeluruh tentang posisi keamanan mereka, sekaligus panduan praktis untuk memperkuatnya.
Manfaat Nyata VAPT di Tengah Kesiapan yang Lemah
Setidaknya ada tiga alasan mengapa VAPT harus segera dipertimbangkan:
- Mengurangi Risiko Sejak Dini
VAPT membantu mengenali titik rawan sebelum menjadi masalah nyata. Ini memungkinkan tim keamanan untuk bertindak sebelum terjadi pelanggaran. - Mempercepat Tindakan Perbaikan
Dengan hasil yang terukur, organisasi bisa memprioritaskan area yang paling kritis dan menyusun langkah-langkah perbaikan secara lebih strategis. - Membangun Kepercayaan Jangka Panjang
Keamanan digital yang baik akan terasa tidak hanya di dalam organisasi, tetapi juga di mata publik. Klien, pengguna, dan mitra akan lebih percaya pada institusi yang serius dalam melindungi data dan sistemnya.
Kesimpulan
Dengan hanya 11% organisasi yang benar-benar siap menghadapi ancaman digital tahun 2025, langkah preventif tidak bisa lagi ditunda. VAPT bukan hanya soal teknis, tapi juga soal membangun ketahanan dan integritas digital dalam jangka panjang.
Jangan tunggu sistem Anda menjadi target berikutnya.
Bersama Widya Security, kami hadir untuk membantu Anda melangkah lebih aman dan pasti di dunia digita