Skip to content
Home / Artikel / Audit Tahunan Penetration Testing Indonesia Dalam Cybersecurity

Audit Tahunan Penetration Testing Indonesia Dalam Cybersecurity

Audit Tahunan Penetration Testing Indonesia Dalam Cybersecurity Artikel ini membahas pentingnya audit tahunan penetration testing untuk keamanan siber di Indonesia.

Audit Tahunan Penetration Testing Indonesia Dalam Cybersecurity

Widya Security adalah perusahaan cyber security asal Indonesia yang berfokus pada penetration testing. Sebagai salah satu upaya penting dalam menjaga keamanan sistem informasi organisasi, audit tahunan penetration testing menjadi langkah strategis yang perlu diperhatikan oleh setiap perusahaan di Indonesia.

Data Pendukung: Survey, Riset, dan Tren Penetration Testing di Indonesia dalam Konteks Cybersecurity

Lanskap Ancaman Siber di Indonesia (2024–2025)

Selama tahun 2024, tercatat 2,49 miliar serangan siber di Indonesia, dengan rata-rata 13,7 juta serangan per hari—lonjakan signifikan dari tahun sebelumnya (347 juta serangan di periode yang sama 2023). Lonjakan ini dipicu oleh momen politik penting di Indonesia, seperti Pemilu 2024. Namun, pada semester I 2025, jumlah serangan turun drastis menjadi 133,4 juta, tetapi dengan pola serangan yang lebih canggih dan berbahaya. Tipe serangan yang dominan adalah Generic Protocol Command Decode (68,37%), diikuti anomali sistem berbahaya (22,25%), percobaan pembocoran data (4,66%), dan pembajakan akses administrator (2,76%). Fakta bahwa Indonesia sendiri juga menjadi sumber serangan (9,19%) menegaskan pentingnya peningkatan kewaspadaan internal.

Tren Cybersecurity dan Pentingnya Penetration Testing

Tren cybersecurity 2025 di Indonesia menunjukkan peningkatan ancaman seperti ransomware yang semakin canggih, serangan Generative AI, dan serangan supply chain. Organisasi diwajibkan untuk mengadopsi pendekatan keamanan proaktif dan berbasis zero-trust, di mana penetration testing menjadi salah satu praktik penting untuk memastikan sistem aman dari serangan internal maupun eksternal. Penetration testing dinilai sebagai solusi preventif untuk mengidentifikasi kerentanan sebelum dieksploitasi peretas, serta memenuhi kebutuhan audit keamanan reguler dan kepatuhan internasional (seperti PCI-DSS, ISO 27001).

Riset dan Survey Terkait Penetration Testing

  • Praktik Penetration Testing: Riset dan praktik industri di Indonesia menunjukkan, tanpa penetration testing, organisasi akan sangat rentan terhadap risiko kehilangan data sensitif, seperti yang terjadi pada beberapa platform e-commerce dan tiket besar di Indonesia. Penetration testing secara reguler terbukti dapat mengurangi risiko dan kerugian finansial akibat serangan siber yang memanfaatkan kerentanan sistem yang tidak terdeteksi.
  • Survei Internasional: Sementara data spesifik survei tahunan penetration testing di Indonesia yang bersifat nasional dan komprehensif belum tersedia, riset Cisco Cybersecurity Readiness Index 2025 mencatat kesiapan cybersecurity Indonesia tetap stagnan sejak 2024, dengan tantangan besar pada implementasi kontrol keamanan, termasuk penetration testing. Ini menandakan bahwa awareness sudah ada, tetapi implementasi dan frekuensi penetration testing masih perlu ditingkatkan secara signifikan.
  • Survei Profesional: ISACA global survey 2025 mencatat tingginya permintaan terhadap profesional cybersecurity, termasuk penetration tester. Namun, organisasi masih menghadapi kesulitan rekrutmen dan retensi SDM keamanan siber yang kompeten. Tren ini relevan di Indonesia, di mana kebutuhan akan penetration testing yang rutin dan profesional masih menjadi tantangan utama sektor digital dan keuangan.
Baca Juga  Penetration Testing Ungkap Ancaman Tersembunyi Keamanan Data

Data Singkat Tren, Ancaman, dan Praktik Penetration Testing di Indonesia

AspekData/DeskripsiSumber
Total Serangan Siber 20242,49 miliar serangan (Jan–Jun 2024)Sumber 1
Total Serangan Siber 2025133,4 juta serangan (Jan–Jun 2025)Sumber 3
Tipe Serangan DominanGeneric Protocol Command Decode (68,37%), Anomali Sistem (22,25%), Pembocoran Data (4,66%)Sumber 3
Asal SeranganChina (12,87%), Indonesia (9,19%), AS (9,07%), Turki (7,53%), India (7,34%), Rusia (6,36%)Sumber 3
Kesiapan CybersecurityStagnan, implementasi kontrol keamanan (termasuk pentest) masih lemah menurut Cisco Readiness IndexSumber 5
Risiko Tanpa PenetrationKehilangan data sensitif, kerugian finansial, reputasi, dan risiko hukumSumber 4
Praktik IndustriPenetration testing direkomendasikan secara rutin untuk semua organisasi berbasis digitalSumber 6
Tantangan SDMTingginya permintaan profesional pentest, namun kendala rekrutmen & retensiSumber 9

Kesimpulan

  • Frekuensi dan canggihnya serangan siber di Indonesia menuntut penetrasi testing yang rutin dan profesional sebagai bagian dari audit keamanan tahunan.
  • Belum ada data survei nasional spesifik tentang penetrasi testing, namun praktik industri, laporan ancaman, dan indeks global menunjukkan masih adanya tantangan implementasi yang serius.
  • Otoritas dan organisasi besar mulai menjadikan penetration testing sebagai bagian integral dari manajemen risiko dan audit keamanan siber.
  • Peningkatan kualitas SDM penetration testing dan adopsi praktik terbaik masih menjadi prioritas untuk menghadapi ancaman siber ke depan.

Data-data di atas dapat menjadi referensi kuat untuk menyusun kebijakan maupun strategi audit tahunan penetration testing di Indonesia dalam konteks cybersecurity. Organisasi disarankan tidak hanya melakukan pentest secara proyek, tetapi menjadikannya bagian dari siklus manajemen risiko dan kepatuhan regulasi.

Bagikan konten ini