Skip to content
Home / Artikel / Network Penetration Testing Lebih Penting dari Sekadar Firewall Biasa

Network Penetration Testing Lebih Penting dari Sekadar Firewall Biasa

Ilustrasi perbandingan keamanan tembok api tradisional dengan pengujian penetrasi jaringan komprehensif

Ketika Firewall Ternyata Tidak Cukup Melindungi Jaringan 

Bayangkan memiliki rumah dengan pintu besi berlapis dan kunci canggih, namun jendela di bagian belakang terbuka lebar. Itulah gambaran tepat kondisi keamanan jaringan kebanyakan perusahaan saat ini. Mereka menghabiskan miliaran rupiah untuk firewall terbaik, namun mengabaikan celah keamanan lain yang justru dimanfaatkan peretas untuk masuk.

Sebuah studi dari Cybersecurity Ventures mengungkapkan bahwa kerugian akibat kejahatan siber global mencapai 10,5 triliun dolar AS pada tahun 2025. Angka fantastis ini membuktikan bahwa pertahanan pasif seperti firewall saja tidak lagi memadai. Peretas modern tidak mencoba mendobrak pintu depan yang dijaga ketat, melainkan mencari celah tersembunyi yang tidak pernah sadari ada.

Di sinilah peran krusial network penetration testing atau pengujian penetrasi jaringan. Metode ini tidak hanya memasang pertahanan, tetapi secara aktif mencari dan membuktikan kerentanan sebelum penjahat siber menemukannya. Ini adalah perbedaan antara berharap sistem aman dan benar-benar memastikan keamanannya melalui bukti nyata.

Memahami Esensi Network Penetration Testing

Network penetration testing adalah proses simulasi serangan siber yang dilakukan oleh profesional keamanan untuk mengidentifikasi, mengeksploitasi, dan melaporkan kerentanan dalam infrastruktur jaringan organisasi. Berbeda dengan pemindaian kerentanan otomatis, pengujian penetrasi jaringan melibatkan pemikiran strategis dan keterampilan teknis tingkat lanjut untuk meniru taktik peretas sungguhan.

Proses ini mencakup evaluasi menyeluruh terhadap semua komponen jaringan mulai dari router, switch, server, workstation, perangkat nirkabel, hingga segmentasi jaringan dan kontrol akses. Tujuannya bukan untuk merusak sistem, melainkan mengidentifikasi titik lemah sebelum dimanfaatkan pihak jahat dan memberikan rekomendasi perbaikan yang konkret dan dapat ditindaklanjuti.

Yang membuat pengujian penetrasi jaringan berbeda adalah pendekatan holistiknya. Sementara firewall hanya memeriksa lalu lintas yang melewatinya berdasarkan aturan yang telah ditetapkan, pengujian penetrasi melihat keseluruhan ekosistem keamanan dan bagaimana berbagai komponen berinteraksi. Ini seperti perbedaan antara penjaga yang berdiri di pintu dan detektif yang memeriksa seluruh bangunan mencari cara masuk tersembunyi.

Mengapa Firewall Saja Tidak Cukup Melindungi Jaringan

Firewall adalah komponen keamanan fundamental yang penting, namun memiliki keterbatasan inheren yang sering diabaikan. Keterbatasan pertama adalah firewall bekerja berdasarkan aturan yang telah dikonfigurasi. Jika aturan tidak lengkap atau salah dikonfigurasi, celah keamanan tetap terbuka lebar. Penelitian menunjukkan bahwa 95 persen pelanggaran firewall terjadi karena kesalahan konfigurasi, bukan karena kelemahan teknologi itu sendiri.

Keterbatasan kedua adalah firewall tidak dapat mendeteksi ancaman yang menggunakan port atau protokol yang diizinkan. Banyak serangan modern menyamarkan diri sebagai lalu lintas normal yang lolos inspeksi firewall. Malware canggih dapat berkomunikasi melalui port 80 atau 443 yang biasanya terbuka untuk lalu lintas web, membuat firewall tidak dapat membedakannya dari aktivitas sah.

Keterbatasan ketiga adalah firewall tidak melindungi dari ancaman internal. Karyawan yang memiliki akses legitimate dapat menyalahgunakan hak akses mereka atau tanpa sengaja mengunduh malware yang kemudian menyebar dalam jaringan internal. Setelah peretas berhasil melewati perimeter pertahanan, firewall tidak dapat menghentikan pergerakan lateral mereka dalam jaringan.

Keterbatasan keempat adalah firewall tidak dapat mendeteksi kerentanan dalam aplikasi atau layanan yang berjalan di belakangnya. Sebuah server web mungkin terlindungi firewall, namun jika aplikasi web tersebut memiliki celah SQL injection atau cross site scripting, peretas tetap dapat mengeksploitasinya tanpa perlu menembus firewall.

Keterbatasan kelima adalah evolusi ancaman yang lebih cepat dari pembaruan aturan firewall. Setiap hari muncul teknik serangan baru yang belum tercakup dalam rule set firewall. Mengandalkan firewall berarti selalu berada satu langkah di belakang peretas yang terus berinovasi.

Tim profesional keamanan siber melakukan pengujian penetrasi jaringan pada infrastruktur perusahaan

Tabel perbandingan ini menunjukkan bahwa tembok api dan pengujian penetrasi bukan pilihan yang saling menggantikan, melainkan komponen yang saling melengkapi dalam strategi pertahanan berlapis atau defense in depth. Tembok api menyediakan perlindungan dasar yang berkelanjutan, sementara pengujian penetrasi memberikan validasi berkala bahwa pertahanan tersebut benar-benar efektif dalam menghadapi ancaman nyata.

Komponen Krusial dalam Pengujian Penetrasi Jaringan

Pengujian penetrasi jaringan yang komprehensif mencakup beberapa komponen penting yang masing-masing memberikan wawasan berbeda tentang postur keamanan organisasi. Komponen pertama adalah pengintaian atau reconnaissance di mana penguji mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang target yang akan diuji. Ini mencakup identifikasi alamat protokol internet, subdomain, teknologi yang digunakan, struktur organisasi, dan bahkan informasi karyawan dari sumber publik yang tersedia. Tahap ini meniru peretas yang melakukan riset mendalam sebelum melancarkan serangan sesungguhnya.

Komponen kedua adalah pemindaian dan pencacahan untuk mengidentifikasi hos aktif, port yang terbuka, layanan yang berjalan di setiap port, versi sistem operasi yang digunakan, dan potensi titik masuk ke sistem. Berbeda dengan pemindaian otomatis yang hanya memberikan data mentah, penguji berpengalaman dapat menginterpretasikan hasil dan mengidentifikasi kombinasi kerentanan yang mungkin terlewatkan oleh alat otomatis.

Komponen ketiga adalah penilaian kerentanan mendalam di mana setiap layanan dan aplikasi dievaluasi untuk kerentanan yang diketahui maupun yang belum terdokumentasi secara publik. Ini mencakup pemeriksaan konfigurasi yang lemah, tambalan keamanan yang belum diterapkan, kata sandi bawaan yang masih digunakan, serta layanan yang tidak diperlukan namun masih aktif dan berpotensi dieksploitasi.

Baca Juga  Analisis Kerentanan Zero-Day: Bagaimana Cara Deteksinya?

Komponen keempat adalah eksploitasi atau exploitation di mana penguji mencoba mengambil alih sistem dengan mengeksploitasi kerentanan yang telah ditemukan sebelumnya. Tahap ini dilakukan dengan sangat hati-hati untuk membuktikan kerentanan tanpa merusak sistem atau data yang ada di dalamnya. Eksploitasi yang berhasil memberikan bukti konkret tentang tingkat keparahan kerentanan dan dampak yang mungkin terjadi jika dimanfaatkan peretas sungguhan.

Komponen kelima adalah pasca eksploitasi dan pergerakan lateral di mana setelah berhasil masuk ke satu sistem, penguji mencoba memperluas akses ke sistem lain dalam jaringan yang terhubung. Ini meniru perilaku peretas yang tidak berhenti setelah kompromi awal tetapi mencari target bernilai tinggi seperti peladen basis data atau sistem kontrol industri yang kritis.

Komponen keenam adalah peningkatan hak akses atau privilege escalation. Penguji mencoba meningkatkan akses dari pengguna biasa menjadi administrator atau akar sistem untuk menunjukkan seberapa jauh penyerang dapat mengambil alih kontrol penuh sistem yang terkompromi.

Komponen ketujuh adalah pengujian persistensi di mana penguji mengevaluasi apakah mereka dapat mempertahankan akses bahkan setelah sistem dinyalakan ulang atau tambalan keamanan diterapkan. Ini penting karena peretas canggih sering menanamkan pintu belakang untuk akses jangka panjang tanpa terdeteksi.

Komponen kedelapan adalah simulasi pencurian data untuk menguji apakah data sensitif dapat dicuri tanpa terdeteksi oleh sistem pemantauan yang ada. Ini memberikan wawasan tentang efektivitas solusi pencegahan kehilangan data dan pemantauan jaringan yang telah diimplementasikan organisasi.

Metodologi Standar Industri dalam Pengujian Penetrasi

Pengujian penetrasi jaringan yang profesional mengikuti metodologi terstandar yang diakui secara internasional untuk memastikan konsistensi dan kualitas hasil. Metodologi yang paling umum digunakan adalah Manual Metodologi Pengujian Keamanan Sumber Terbuka yang menyediakan kerangka kerja komprehensif untuk pengujian keamanan operasional. Metodologi ini mencakup evaluasi menyeluruh terhadap keamanan informasi, proses bisnis, teknologi yang digunakan, dan interaksi manusia dalam ekosistem keamanan.

Metodologi lain yang populer adalah Standar Pelaksanaan Pengujian Penetrasi yang membagi proses menjadi tujuh fase terstruktur mulai dari interaksi pra-keterlibatan untuk menetapkan ruang lingkup dan aturan main, pengumpulan intelijen tentang target, pemodelan ancaman yang relevan, analisis kerentanan secara mendalam, eksploitasi celah yang ditemukan, pasca eksploitasi untuk menilai dampak, hingga pelaporan hasil yang komprehensif. Setiap fase memiliki tujuan spesifik dan deliverable yang jelas sehingga dapat diukur keberhasilannya.

Publikasi Khusus juga menjadi rujukan penting terutama untuk organisasi pemerintah dan lembaga yang membutuhkan kepatuhan terhadap standar federal. Pedoman ini memberikan panduan teknis yang sangat detail tentang perencanaan yang matang, pelaksanaan yang terstruktur, dan dokumentasi pengujian keamanan yang memadai.

Metodologi yang dipilih harus disesuaikan dengan tujuan bisnis organisasi, lingkungan teknis yang ada, dan persyaratan regulasi yang berlaku. Yang terpenting adalah konsistensi dalam pelaksanaan sehingga hasil dari pengujian berbeda dapat dibandingkan secara objektif untuk mengukur peningkatan postur keamanan dari waktu ke waktu.

Jenis Pengujian Penetrasi Jaringan Berdasarkan Perspektif

Pengujian penetrasi jaringan dapat dilakukan dari berbagai perspektif yang meniru skenario serangan berbeda dalam dunia nyata. Jenis pertama adalah pengujian penetrasi eksternal yang dilakukan dari luar jaringan organisasi seperti yang dilakukan peretas dari internet. Pengujian ini mengevaluasi keamanan perimeter dan mengidentifikasi aset yang terekspos ke publik. Fokusnya adalah pada tembok api, gerbang jaringan, peladen publik, dan segala sesuatu yang dapat diakses dari jaringan eksternal.

Jenis kedua adalah pengujian penetrasi internal yang mensimulasikan skenario di mana penyerang telah berada di dalam jaringan organisasi baik sebagai karyawan jahat yang tidak puas, kontraktor yang terkompromi, atau peretas yang berhasil melewati pertahanan perimeter melalui rekayasa sosial. Pengujian ini mengungkapkan risiko dari ancaman orang dalam dan seberapa jauh penyerang dapat bergerak dalam jaringan setelah mendapat akses awal.

Jenis ketiga adalah pengujian buta di mana penguji hanya diberikan informasi minimal seperti nama perusahaan saja, sama seperti kondisi yang dihadapi peretas sungguhan saat pertama kali menargetkan organisasi. Ini memberikan gambaran realistis tentang bagaimana penyerang eksternal akan mendekati target dan seberapa efektif pertahanan dalam kondisi serangan nyata tanpa pengetahuan internal.

Jenis keempat adalah pengujian buta ganda di mana bahkan tim keamanan internal tidak diberitahu tentang pengujian yang akan dilakukan. Ini mengevaluasi tidak hanya keamanan teknis tetapi juga kemampuan deteksi dan respons insiden tim keamanan dalam kondisi serangan mendadak. Pengujian ini paling mendekati skenario serangan sebenarnya dan memberikan wawasan berharga tentang kesiapan organisasi.

Jenis kelima adalah pengujian terarah di mana penguji dan tim keamanan internal bekerja sama dengan transparansi penuh sepanjang proses. Pendekatan ini lebih bersifat edukatif dan memungkinkan tim internal belajar tentang teknik serangan terkini dan cara mendeteksinya secara langsung.

Baca Juga  Pentingnya Security Monitoring dalam Keamanan Siber

Manfaat Strategis bagi Keamanan Organisasi

Implementasi pengujian penetrasi jaringan memberikan manfaat strategis yang jauh melampaui sekadar menemukan kerentanan teknis. Manfaat pertama adalah identifikasi risiko nyata berdasarkan bukti konkret, bukan sekadar asumsi atau perkiraan. Banyak organisasi merasa aman karena telah memasang tembok api dan perangkat lunak antivirus terbaru, namun pengujian penetrasi sering kali mengungkapkan celah signifikan yang tidak pernah mereka sadari keberadaannya. Data konkret ini membantu manajemen memahami risiko sebenarnya yang dihadapi organisasi.

Manfaat kedua adalah prioritisasi investasi keamanan berdasarkan risiko yang telah tervalidasi melalui pengujian nyata. Dengan mengetahui kerentanan mana yang paling kritis dan mudah dieksploitasi oleh penyerang, organisasi dapat mengalokasikan anggaran terbatas mereka pada perbaikan yang memberikan dampak perlindungan terbesar. Ini mengubah keamanan dari sekadar pengeluaran reaktif menjadi investasi strategis yang terukur hasilnya.

Manfaat ketiga adalah validasi efektivitas kontrol keamanan yang sudah ada di organisasi. Organisasi mungkin telah mengimplementasikan berbagai solusi keamanan mahal, namun tanpa pengujian aktif sulit mengetahui apakah semuanya bekerja sebagaimana mestinya dalam menghadapi serangan nyata. Pengujian penetrasi memberikan bukti empiris apakah tembok api dikonfigurasi dengan benar, apakah segmentasi jaringan efektif memisahkan sistem sensitif, dan apakah sistem deteksi intrusi dapat menangkap aktivitas mencurigakan dengan akurat.

Manfaat keempat adalah peningkatan kesadaran keamanan di semua level organisasi dari staf hingga manajemen puncak. Laporan pengujian penetrasi yang menunjukkan bagaimana peretas dapat mengakses data sensitif pelanggan atau sistem keuangan menjadi peringatan efektif bagi manajemen dan karyawan. Ini mendorong terciptanya budaya keamanan yang lebih kuat di seluruh organisasi.

Manfaat kelima adalah kepatuhan terhadap standar dan regulasi industri yang semakin ketat. Banyak kerangka kerja keamanan seperti standar keamanan data industri kartu pembayaran, undang-undang portabilitas dan akuntabilitas asuransi kesehatan, dan standar organisasi internasional untuk standardisasi mensyaratkan pengujian penetrasi berkala sebagai bukti komitmen keamanan. Memiliki dokumentasi pengujian yang terkini dan lengkap memudahkan proses audit eksternal dan membuktikan uji tuntas organisasi dalam melindungi data.

Manfaat keenam adalah pengurangan biaya jangka panjang yang signifikan. Meskipun pengujian penetrasi memerlukan investasi awal yang tidak kecil, biaya ini jauh lebih kecil dibandingkan kerugian dari satu insiden keamanan serius. Lembaga penelitian teknologi melaporkan bahwa biaya rata-rata pelanggaran data mencapai lebih dari 60 miliar rupiah, sementara biaya pengujian penetrasi komprehensif hanya sebagian kecil dari angka tersebut.

Manfaat ketujuh adalah peningkatan kepercayaan pelanggan dan mitra bisnis yang sangat berharga. Di era di mana kebocoran data dan serangan siber sering menjadi berita utama, organisasi yang dapat menunjukkan komitmen serius terhadap keamanan melalui pengujian berkala dan transparan memiliki keunggulan kompetitif yang jelas. Sertifikat dan laporan hasil pengujian dari pihak ketiga independen dapat menjadi aset berharga dalam negosiasi bisnis dan tender proyek besar.

Frekuensi dan Waktu Ideal Melakukan Pengujian

Pertanyaan penting yang sering muncul dari organisasi adalah seberapa sering pengujian penetrasi jaringan harus dilakukan untuk hasil optimal. Tidak ada jawaban universal yang berlaku untuk semua situasi karena frekuensi optimal bergantung pada beberapa faktor kunci. Faktor pertama adalah tingkat perubahan infrastruktur teknologi organisasi. Organisasi yang sering melakukan perubahan pada jaringan, menambahkan layanan baru, atau melakukan migrasi sistem ke lingkungan baru membutuhkan pengujian lebih sering untuk memastikan perubahan tidak menciptakan celah baru.

Faktor kedua adalah profil risiko industri tempat organisasi beroperasi. Sektor perbankan dan keuangan, layanan kesehatan, dan infrastruktur kritis yang menjadi target utama serangan siber sebaiknya melakukan pengujian minimal setiap enam bulan sekali. Sementara organisasi di sektor dengan risiko relatif lebih rendah dapat mempertimbangkan pengujian tahunan yang mencakup semua aspek keamanan jaringan.

Faktor ketiga adalah persyaratan regulasi dan kepatuhan yang berlaku untuk industri spesifik. Beberapa standar industri menentukan frekuensi minimum yang harus diikuti tanpa kompromi. Standar keamanan data industri kartu pembayaran misalnya mensyaratkan pengujian penetrasi minimal setahun sekali dan setelah setiap perubahan signifikan pada infrastruktur atau aplikasi yang menangani data kartu.

Faktor keempat adalah anggaran keamanan yang tersedia bagi organisasi. Meskipun pengujian lebih sering tentu lebih baik dari segi keamanan, organisasi harus menyeimbangkan frekuensi dengan keterbatasan anggaran yang realistis. Pendekatan yang baik adalah melakukan pengujian komprehensif tahunan yang mencakup semua sistem dan pengujian terfokus pada area kritis setiap kuartal atau setiap tiga bulan.

Selain jadwal rutin yang telah ditetapkan, ada beberapa kondisi khusus yang memicu kebutuhan pengujian tambahan di luar jadwal normal seperti sebelum meluncurkan produk atau layanan baru yang menghadap publik dan dapat diakses dari internet, setelah merger atau akuisisi yang mengintegrasikan jaringan berbeda dengan kebijakan keamanan yang mungkin bertentangan, ketika ada perubahan signifikan pada infrastruktur seperti migrasi ke awan atau implementasi teknologi baru, setelah terjadi insiden keamanan untuk memastikan tidak ada celah tersisa yang dapat dieksploitasi kembali, serta sebelum proses audit eksternal atau sertifikasi penting yang mensyaratkan bukti pengujian keamanan.

Baca Juga  Cara Efektif Menggunakan NIST Framework untuk Meningkatkan Keamanan Siber

Memilih Penyedia Layanan Pengujian Penetrasi Profesional

Kualitas pengujian penetrasi sangat bergantung pada keahlian teknis dan pengalaman praktis tim yang melaksanakannya di lapangan. Memilih penyedia yang tepat adalah keputusan krusial yang berdampak langsung pada efektivitas program keamanan organisasi dalam jangka panjang. Kriteria pertama yang harus dievaluasi adalah sertifikasi dan kualifikasi profesional tim penguji. Cari penyedia dengan penguji yang memiliki sertifikasi keamanan siber tingkat lanjut yang diakui industri secara internasional seperti sertifikasi profesional keamanan ofensif, peretas etis bersertifikat, penguji penetrasi bersertifikat, dan penguji penetrasi terdaftar.

Kriteria kedua adalah pengalaman industri yang relevan dengan bidang usaha organisasi. Penyedia yang telah menangani organisasi serupa di industri yang sama memahami dengan baik ancaman spesifik, persyaratan kepatuhan regulasi, dan konteks bisnis yang unik. Jangan ragu untuk meminta studi kasus konkret atau referensi langsung dari klien di sektor yang sama untuk memvalidasi klaim mereka.

Kriteria ketiga adalah metodologi dan perangkat yang digunakan dalam proses pengujian. Penyedia profesional mengikuti kerangka kerja standar industri dan menggunakan kombinasi cerdas antara alat komersial yang canggih dan perangkat sumber terbuka yang fleksibel. Mereka juga harus mampu menjelaskan pendekatan mereka secara transparan dan detail kepada calon klien tanpa menyembunyikan informasi penting.

Kriteria keempat adalah kualitas pelaporan yang dihasilkan setelah pengujian selesai. Laporan pengujian penetrasi yang baik harus mudah dipahami oleh berbagai audiens baik teknis maupun non-teknis, berisi ringkasan eksekutif yang jelas untuk manajemen senior, detail teknis lengkap untuk tim teknologi informasi termasuk langkah reproduksi, bukti konkret berupa tangkapan layar atau rekaman dari setiap kerentanan yang ditemukan, penilaian risiko yang jelas dan terukur untuk setiap temuan, serta rekomendasi perbaikan yang spesifik, praktis, dan dapat ditindaklanjuti dengan sumber daya yang ada.

Kriteria kelima adalah dukungan pasca pengujian yang diberikan kepada klien. Penyedia yang baik tidak hanya memberikan laporan tebal lalu pergi, tetapi juga membantu organisasi dalam memahami temuan secara mendalam, memprioritaskan perbaikan berdasarkan risiko dan sumber daya, memberikan konsultasi teknis selama proses remediasi, dan memvalidasi bahwa perbaikan dilakukan dengan benar melalui pengujian ulang. Beberapa penyedia bahkan menawarkan pengujian ulang gratis atau dengan biaya minimal untuk memverifikasi efektivitas perbaikan yang telah dilakukan.

Kriteria keenam adalah reputasi dan jejak rekam di industri keamanan siber. Lakukan riset mendalam secara daring, baca ulasan dan testimoni dari klien sebelumnya, dan tanyakan rekomendasi dari jaringan profesional di bidang keamanan informasi. Penyedia dengan reputasi baik biasanya memiliki portofolio klien yang kuat, testimoni positif yang dapat diverifikasi, dan transparansi dalam menunjukkan keahlian mereka.

Wujudkan Keamanan Jaringan Sejati Bersama Widya Security

Tembok api adalah fondasi penting dalam arsitektur keamanan namun bukan jaminan mutlak keamanan jaringan di era ancaman siber modern yang terus berkembang. Tanpa validasi aktif melalui pengujian penetrasi jaringan yang berkala dan mendalam, organisasi hanya berharap sistem mereka aman tanpa bukti nyata yang dapat dipertanggungjawabkan. Ini seperti mengunci pintu depan dengan gembok canggih namun membiarkan jendela belakang terbuka lebar, memberikan rasa aman yang keliru dan sangat berbahaya bagi kelangsungan bisnis.

Widya Security hadir sebagai mitra terpercaya untuk memastikan infrastruktur jaringan organisasi benar-benar aman melalui pengujian penetrasi yang komprehensif, profesional, dan sesuai standar internasional. Tim kami yang telah tersertifikasi secara internasional tidak hanya menemukan kerentanan teknis, tetapi memberikan pemahaman mendalam tentang risiko nyata yang dihadapi dan panduan praktis yang dapat langsung diterapkan untuk mengatasinya secara efektif.

Layanan pengujian penetrasi jaringan kami mencakup evaluasi menyeluruh dari perspektif penyerang eksternal dan ancaman internal, pengujian mendalam terhadap seluruh komponen infrastruktur jaringan tanpa terkecuali, simulasi serangan menggunakan teknik dan taktik terkini yang digunakan peretas profesional, laporan detail dengan bukti eksploitasi yang jelas dan dapat dipahami, rekomendasi perbaikan yang konkret dengan prioritas berdasarkan tingkat risiko, serta pendampingan profesional dalam proses remediasi hingga semua celah tertutup sempurna. Kami tidak hanya memberikan daftar panjang masalah yang membingungkan, tetapi membantu membangun pertahanan berlapis yang efektif dan berkelanjutan.

Jangan tunggu hingga terjadi pelanggaran keamanan serius untuk mengetahui celah tersembunyi dalam jaringan. Hubungi Widya Security sekarang juga melalui widyasecurity.com untuk konsultasi gratis tentang kebutuhan pengujian penetrasi jaringan organisasi. Tim ahli kami yang berpengalaman siap membantu mengidentifikasi dan menutup celah keamanan sebelum dimanfaatkan penjahat siber untuk tujuan jahat. Investasi dalam pengujian proaktif hari ini adalah perlindungan terbaik untuk keberlangsungan bisnis di masa depan yang penuh tantangan. Keamanan sejati dimulai dari mengetahui dengan pasti di mana titik lemah berada.

Bagikan konten ini