Skip to content
Home / Artikel / Dampak ChatGPT dan Open AI pada Keamanan Siber

Dampak ChatGPT dan Open AI pada Keamanan Siber

1503

ChatGPT (GPT adalah singkatan dari Generative Pretrained Transformer) adalah salah satu dari beberapa alat Kecerdasan Buatan (AI) yang tersedia untuk umum yang dikembangkan secara global menggunakan model pemrosesan bahasa alami. ChatGPT adalah model kecerdasan buatan yang dibuat untuk menghasilkan teks yang meniru bahasa manusia setelah diberikan pertanyaan oleh pengguna.

ChatGPT menggunakan teknik pembelajaran mendalam yang memungkinkannya mengambil data dari berbagai sumber. Model ini akan mengambil data yang dimasukkan dan menyusun kata, frasa, dan kalimat yang tampak seperti teks buatan manusia. Semakin rinci perintah yang disampaikan ke ChatGPT, semakin jelas informasi yang akan diterima. Fungsi utama ChatGPT adalah memberikan informasi, dan menghasilkan teks tentang berbagai topik.

Open AI Merilis ChatGPT

Open AI pertama kali merilis ChatGPT pada tahun 2018 dan mampu menghasilkan teks seperti tulisan manusia. OpenAI mengumumkan bahwa ChatGPT telah disempurnakan dan modelnya beroperasi pada tingkat optimal.

ChatGPT dirancang untuk dapat melakukan percakapan seperti manusia pada berbagai topik, memungkinkan pengguna untuk mengajukan pertanyaan sederhana atau menyarankan tugas seperti menulis artikel, email, esai, puisi, atau kode. Kegunaan dari ChatGPT adalah bisa mendapatkan informasi secara otomatis, sehingga lebih mudah untuk melakukan serangan pada sistem dan jaringan komputer.

Sejak adanya ChatGPT, terdapat minat yang tinggi terhadap penjahat (hacker) dunia maya di forum dark web untuk mengeksploitasi dengan menggunakan malware.

Ancaman dari ChatGPT

Meskipun ChatGPT akan menolak menulis ransomware atau kode berbahaya jika diminta, para hacker sistem jaringan telah menemukan cara untuk mengatasi hal ini. Jika Anda meminta ChatGPT untuk menulis beberapa kode ransomware, permintaan Anda akan ditolak dan dijelaskan bahwa ransomware itu ilegal dan tidak etis.

Baca Juga  Fileless Malware: Ancaman Tersembunyi dalam Cybersecurity

Daripada meminta ChatGPT untuk menghasilkan kode ransomware, para hacker biasanya meminta ChatGPT untuk menulis kode yang akan mengenkripsi semua folder dan mengirimkan kunci dekripsi email korban ke email hacker sebelum menghapus kunci enkripsi lokal. Hasilnya, ChatGPT akan menghasilkan kode yang diminta.

ChatGPT dapat Menulis Email Phising yang Disempurnakan

ChatGPT dapat menulis email phising yang sangat meyakinkan untuk digunakan oleh pelaku ancaman. Yang dikhawatirkan adalah pengguna akan semakin sulit mengenali mana email asli dan mana email phising, karena ChatGPT menghilangkan kesalahan yang biasa terletak pada manusia, seperti kesalahan ketik, kesalahan ejaan, dan kesalahan tata bahasa.

Seringkali email phishing yang dibuat oleh manusia mengandung kesalahan. Ini karena para hacker tidak menargetkan lokasi geografis yang sama dengan tempat mereka berada, sehingga menyebabkan kesalahan dalam penggunaan bahasa.

ChatGPT kemungkinan akan membantu hacker dalam membuat email phising yang meyakinkan (misalnya dengan meningkatkan keterampilan menulis hacker yang bahasa pertamanya bukan bahasa Inggris). Namun pengembangan malware masih memerlukan pengetahuan khusus tentang cara menerapkannya ke dalam suatu serangan.

Terbatasnya kemampuan ChatGPT untuk menghasilkan kode berbahaya yang canggih diperkuat oleh jumlah kesalahan yang dihasilkannya saat ini dalam lingkungan pengujian pengembangan perangkat lunak. Stack Overflow, situs tanya jawab untuk software developer, telah melarang penggunanya membagikan jawaban yang dihasilkan oleh ChatGPT karena kekhawatiran seputar tanggapan yang tampak meyakinkan tetapi pada akhirnya salah.

Keterbatasan ChatGPT dan Kemampuan Manusia

Untuk saat ini, hacker berkemampuan tinggi kemungkinan besar akan lebih mudah membuat kode berbahaya mereka sendiri, dan sebagian besar pengguna ChatGPT di forum dark web underground berasal dari mereka yang kurang berkemampuan. Oleh karena itu, tools seperti ChatGPT kemungkinan akan meningkatkan jumlah pelaku ancaman dengan kemampuan sedang, namun hal ini tidak mungkin berdampak signifikan pada kelompok hacker ransomware tingkat lanjut yang sudah memiliki kemampuan tinggi.

Baca Juga  Serangan Cyber yang Menggunakan Identitas Palsu disebut: Modus, Risiko, dan Cara Pencegahannya

Oleh : Eric Wirayudha

Bagikan konten ini